Archive for Agustus 2010

I received a request from my reader that asked to me how to implement Facebook like tag friends in your status or update box. It is great feature to adding friends start with @ symbol. I had tried this with Jquery, Ajax and PHP, it's simple just collabration of my previous posts.

facebook tag friends with jquery
Read more »
Description: Facebook Style Tag Friends with Jquery, Ajax and PHP
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Facebook Style Tag Friends with Jquery, Ajax and PHP

Kode Warna HTML V2

Senin, 16 Agustus 2010
Posted by Unknown







































































































































































































Kode warna yang terpilih :


Description: Kode Warna HTML V2
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Kode Warna HTML V2
How to create Bit.ly short URLs using Jquery and Ajax. Many tutorials available on web about short URLs using server side script, this script works on client side. It is easy just 5 lines of code calling Bit.ly API. You have to modify the username and API key. Use it and make URLs shorts and neat.

Bitly Short URLs
Read more »
Description: Create Bit.ly Short URLs Using Jquery and Ajax.
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Create Bit.ly Short URLs Using Jquery and Ajax.

Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Sabtu, 07 Agustus 2010
Posted by Unknown
Khutbah pertama:

????????? ????? ??????? ???????? ????????? ??????????????? ????????? ????? ???????????? ????? ???? ???????? ???????? ???????? ????? ????????????? ??????? ???????? ??????????? ????????????? ?????????? ???? ??? ?????? ?????? ????? ???????? ??? ???????? ???? ??? ?????????? ?????????????? ?????????? ????? ?????????? ???????? ???????????? ???????? ???????? ???? ?????? ?????????? ????? ???????????? ?????? ????? ??????? ??????? ????? ????????????? ?????? ?????????? ??????????? ????????? ???????????? ?????? ??????: ???????? ????????? ????????? ????? ???????? ?????????? ??? ???????? ????? ?????????? ???? ????????????

Ma�asyiral muslimin rahimakumullah, Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta�ala atas berbagai limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah Allah Subhanahu wa Ta�ala satu-satu-Nya yang memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta�ala semata, dan saya bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jalannya.

Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala dan senantiasa memohon rahmat serta pertolongan-Nya. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, manusia tentu tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena manusia pada asalnya adalah makhluk yang lemah. Saat dilahirkan, dia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa serta tidak bisa memberikan manfaat bagi dirinya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta�ala berikan kepada hamba-hamba-Nya berbagai kenikmatan dan kemudahan untuk mendapatkan rezeki yang banyak dan beraneka ragam. Oleh karena itu, kewajiban kita adalah mensyukuri pemberian-pemberian tersebut dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Jama�ah jum�ah rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa pemberian-pemberian Allah Subhanahu wa Ta�ala yang berupa makanan, harta benda, anak, dan semisalnya merupakan ujian bagi manusia. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??????????? ???????? ????????????? ??????????????? ???????? ??????? ????? ???????? ?????? ???????

�Dan ketahuilah bahwa harta-harta kalian dan anak-anak kalian itu tidak lain hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.� (Al-Anfal: 28)
Disamping itu, Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
????? ??????? ??????? ???????? ?????????? ????????? ????????
�Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah dan fitnah umat-Ku adalah harta.� (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadirin rahimakumullah,
Godaan harta ini akan datang dari berbagai sisi. Di antaranya adalah dari cara mencarinya. Dari sisi ini, sebenarnya Allah Subhanahu wa Ta�ala telah mensyariatkan berbagai cara dalam mendapatkan harta, yang semuanya dibangun di atas keadilan dan jauh dari perbuatan zalim, jahat, atau menyakiti orang lain. Maka orang-orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala tentu akan senantiasa memerhatikan batasan-batasan syariat dalam mendapatkannya. Jauh dari unsur riba, judi, dan bentuk-bentuk kezaliman lainnya, yang semuanya termasuk dalam bentuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Mereka mengetahui bahwa hal ini dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala, di antaranya dalam firman-Nya:

??????????? ????????? ????????? ??? ?????????? ????????????? ?????????? ???????????? ?????? ???? ??????? ????????? ???? ??????? ????????

�Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan dengan suka sama suka di antara kalian.� (An-Nisa�: 29)
Dengan sebab perhatian terhadap batas dan aturan-aturan Allah Subhanahu wa Ta�ala dalam mencarinya, maka harta yang diperoleh pun menjadi barakah. Harta yang diperolehnya akan menjadi sebab kebaikan bagi yang memilikinya, baik saat diinfakkan, disedekahkan maupun di saat hartanya nanti menjadi warisan bagi ahli warisnya. Sehingga hartanya menjadi kebaikan bagi dirinya di dunia dan akhirat. Sedangkan orang-orang yang tidak bertakwa, mereka tidaklah memedulikan halal atau tidaknya mata pencaharian mereka. Yang halal bagi mereka adalah segala cara yang bisa mereka lakukan, meskipun di dalamnya ada unsur penipuan, riba, judi maupun menzalimi orang lain. Sehingga hartanya pun tidak barakah dan tidak ada manfaatnya. Apabila dimakan atau diinfakkan maka dia telah memakan atau menafkahi dengan harta yang haram. Apabila disedekahkan tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala. Apabila meninggal dunia, maka hartanya akan menjadi sebab masuknya dia ke dalam neraka. Nas�alullaha as-salamah (Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta�ala menyelamatkan kita dari siksa neraka).

Hadirin rahimakumullah,
Godaan karena harta ini juga bisa datang dari sisi perhatian dan keinginan seseorang terhadapnya. Sehingga sebagian orang ada yang keinginannya terhadap harta membuat dirinya berambisi terhadapnya. Hal ini membuat kesibukannya hanyalah untuk mencari dunia. Dari saat memulai aktivitasnya setelah bangun tidur sampai dia kembali ke rumahnya untuk beristirahat, yang dipikirkannya hanyalah dunia. Di saat duduk, berdiri, maupun berjalan, yang di hatinya hanyalah mencari dunia. Bahkan saat tidurnya pun yang diimpikan adalah mencari dunia. Lebih dari itu, saat shalat pun pikirannya dipenuhi dengan dunia. Seakan-akan dirinya diciptakan untuk sekadar mencari dunia. Padahal dengan perhatian dan keinginan yang berlebihan hingga melalaikan akhirat seperti itu, seseorang tidak akan mendapatkan rezeki kecuali yang telah Allah Subhanahu wa Ta�ala tetapkan untuk dirinya. Maka orang yang demikian keadaannya, tentunya adalah orang yang tertipu serta terjatuh pada godaan dunia. Sehingga dia memusatkan seluruh pikiran dan kesibukannya untuk dunia. Dia menjadikan dunia bersemayam di hatinya sehingga melalaikan dia dari beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala.

Hadirin yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta�ala,
Godaan harta juga akan muncul dari sisi penggunaannya. Dari sisi ini, kita dapatkan sebagian orang yang berharta memiliki sifat pelit sehingga tidak mau mengeluarkan zakatnya, tidak mau menjalankan kewajiban berinfak kepada kerabatnya yang wajib untuk dibantu, dan yang semisalnya. Sedangkan sebagian yang lainnya atau pada sisi lainnya, justru mengeluarkan hartanya tanpa ada perhitungan serta dihambur-hamburkan sia-sia. Padahal Allah Subhanahu wa Ta�ala menyebutkan di dalam firman-Nya:

??????? ??? ?????????? ??????? ?????????????? ??????? ?????????? ????? ????????? ??????????. ????? ??????????????? ??????? ????????? ????????????? ??????? ???????????? ????????? ????????

�Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat haknya (mereka), (begitu pula) kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) sia-sia. Sesungguhnya orang-orang yang menghambur-hamburkan hartanya sia-sia adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.� (Al-Isra�: 26-27)
Berkaitan dengan ayat ini, sebagaimana dinukilkan oleh Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu dalam tafsirnya, sahabat Abdullah ibn Mas�ud radhiyallahu �anhu berkata:
?????????????: ???????????? ???? ?????? ?????
�Menghambur-hamburkan harta adalah mengeluarkannya tidak pada tempatnya.�
Al-Imam Mujahid rahimahullahu berkata:
???? ???????? ????????? ??????? ??????? ??? ???????? ???? ?????? ?????????? ?????? ???????? ?????? ???? ?????? ??????? ????? ???????????
�Seandainya seseorang mengeluarkan seluruh hartanya pada tempat yang benar, maka dia bukanlah seorang yang menghambur-hamburkan harta. Namun seandainya seseorang mengeluarkan satu mud/cakupan tangan (dari hartanya) untuk sesuatu yang tidak pada tempatnya, maka dia telah menghambur-hamburkan hartanya dengan sia-sia.�

Hadirin yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta�ala,
Oleh karena itu, siapa pun di antara kita harus hati-hati dan senantiasa takut terkena godaan harta ini. Betapa banyak orang yang lebih berilmu dari kita telah terjatuh pada penyimpangan-penyimpangan karena godaan ini. Bahkan ada pula orang yang dahulunya istiqamah membela As-Sunnah dan melawan kebatilan serta bid�ah, namun kala tergoda dengan harta, kemudian terjatuh pada penyimpangan-penyimpangan. Hal itu di antaranya disebabkan oleh ketidakhati-hatian serta perasaan aman dari bahaya godaan harta. Padahal harta secara umum akan menarik pemiliknya untuk memenuhi keinginan-keinginan syahwatnya. Maka akibat adanya kemampuan untuk memenuhi keinginannya, seseorang akan terseret untuk hidup bermewah-mewah yang kemudian membuat dirinya sombong dan angkuh, serta akhirnya membuat dirinya tidak peduli dengan kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala dan berupaya untuk senantiasa takut dari bahaya fitnah yang ada di hadapan kita. Sikap hati-hati dan rasa takut ini, insya Allah akan menjadi sebab yang mendorong seseorang untuk berusaha mencari jalan keluar dari fitnah yang ada di hadapannya. Dengan sebab itu, dia pun akan senantiasa mengharapkan datangnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta�ala. Adapun orang-orang yang lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta�ala serta merasa aman dari ancaman dan bahaya godaan, sangat besar kemungkinannya untuk terjatuh dan terbawa oleh godaan sehingga semakin jauh dari petunjuk Allah Subhanahu wa Ta�ala.
???????? ???????? ?????? ?????????????? ????? ???? ???????? ???????????? ???????????????? ????????????????? ???????? ??????? ??????????? ???????? ?????? ??????????? ??????? ????? ?????????

Khutbah kedua:
????????? ????? ????? ??????????????? ?????????? ???? ????????? ??? ?????? ??????? ????? ??????? ?????????? ???? ??? ?????? ?????? ????? ???????? ??? ???????? ???? ???????? ???????? ???????????? ?????????? ????? ?????????? ???????? ???????????? ?????? ?????? ???????? ????????? ???????????????? ??????????? ???????????? ?????? ????? ??????? ??????? ????? ????????????? ????????? ??????????? ?????????? ?????? ??????:
Hadirin rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta�ala yang telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya jalan keluar dari berbagai fitnah atau ujian. Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala dan senantiasa mengingat bahwa dunia yang kita sekarang berada di dalamnya adalah tempat ujian. Allah Subhanahu wa Ta�ala akan memberikan ujian kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai kebaikan dan juga kejelekan, sehingga menjadi nampak serta terbedakanlah antara yang beriman dengan yang tidak beriman. Maka akan terus ada di muka bumi ini pertentangan dan perseteruan antara yang haq dengan yang batil, sejak diturunkan Nabi Adam �alaihissalam ke bumi, hingga waktu yang telah ditetapkan dan dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala. Kebatilan akan terus dibawa oleh setan dan bala tentaranya baik dari kalangan jin maupun manusia, serta terus akan ditawarkan dengan berbagai cara dan upaya. Kebatilan akan ditampilkan oleh mereka seakan-akan sebagai sesuatu yang indah. Sedangkan kebenaran akan ditampilkan seakan-akan sebagai sesuatu yang tidak bernilai. Maka akan tertipulah orang-orang tidak mau mengingat Allah Subhanahu wa Ta�ala dan lalai akan kehidupan yang selamanya di akhirat kelak. Adapun kebenaran, yaitu petunjuk Allah Subhanahu wa Ta�ala yang telah diturunkan melalui Rasul-Nya, maka akan terus dibawa oleh para ulama. Sehingga akan selamatlah orang-orang yang mendapat hidayah Allah Subhanahu wa Ta�ala karena mengikuti jejak para ulama dalam menempuh kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta�ala melalui Rasul-Nya.

Hadirin rahimakumullah,
Setiap orang yang mengetahui dirinya dalam bahaya tentunya akan berusaha mencari jalan keluar dari bahaya tersebut. Maka ketahuilah, wahai kaum muslimin, yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta�ala, bahwa kita semuanya sedang dalam bahaya yang luar biasa besar dan sangat banyak ragamnya. Tidak ada yang bisa selamat kecuali yang mendapatkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta�ala. Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah berupaya untuk mendapatkan pertolongan-Nya. Upaya itu tidak lain adalah dengan mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wa Ta�ala yang telah diturunkan melalui Rasul-Nya. Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
?????? ???????? ??????? ??? ???? ????????? ???????? ???? ????????????? ????? ??????? ?????
�Dan sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian sesuatu yang kalian tidak akan tersesat setelahnya apabila kalian berpegang teguh dengannya, yaitu kitab Allah.� (HR. Muslim)
Di dalam hadits tersebut, Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam menjelaskan bahwa berpegang teguh dengan Al-Qur�an adalah jalan keselamatan. Kewajiban berpegang teguh dengan Al-Qur�an berarti pula kewajiban berpegang teguh dengan Al-Hadits, karena di dalam Al-Qur�an juga ada kewajiban untuk menjalankan hadits. Dan sebaliknya, dengan berpaling dari keduanya maka seseorang akan tersesat dan tidak akan selamat dari berbagai fitnah yang akan dihadapinya. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

????? ???????? ??????? ???????? ?????????? ???????? ??????? ???????? ??????????????? ?????? ????? ?????? ???????? ??????? ????? ??????? ????? ???????. ?????? ???????? ???? ??????? ??????? ???? ????????? ??????? ???????????? ?????? ???????????? ???????. ????? ????? ???? ??????????? ??????? ?????? ?????? ????????. ????? ???????? ???????? ??????????? ???????????? ?????????? ????????? ???????

Allah berfirman (kepada Adam dan Hawa): �Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Sehingga jika datang kepadamu petunjuk-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.� Berkatalah ia: �Ya Rabb-ku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?� Allah berfirman: �Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, namun kamu melupakannya, maka begitu pula pada hari ini kamu pun dilupakan.� (Thaha: 123-126)
Maka seseorang yang ingin selamat dari godaan, dia harus berpegang teguh dengan Al-Qur�an dan As-Sunnah. Yaitu hendaknya dia senantiasa bersemangat dalam membaca dan mempelajarinya serta mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya. Dengan kembali dan berpegang teguh kepada keduanya, seseorang akan mengetahui bagaimana dia harus mencari harta dan bagaimana pula dia cara menginfakkannya. Dengan kembali kepada keduanya, seseorang akan tahu apa akibat dari pelanggaran terhadap batas-batas syariat Allah Subhanahu wa Ta�ala dan apa keutamaan orang yang senantiasa memerhatikan syariat dalam mendapatkan maupun menginfakkan hartanya. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta�ala senantiasa memberikan pertolongan-Nya dan memudahkan kita untuk senantiasa berada di atas syariat-Nya.
?????????? ????? ????????? ????? ?????????? ????????? ??????? ????? ????????????? ????????????? ??????????? ????? ????? ?????????????.


Sumber : http://asysyariah.com/
Description: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta
Sesuatu yang tak dapat dihindari dalam hidup bermasyarakat adalah kehidupan bertetangga. Karena yang kita harapkan adalah hidup bermasyarakat dengan tenteram dan damai, tentunya kita juga harus hidup dengan tenteram dan damai bersama tetangga kita. Alangkah nyaman hidup bersama tetangga yang baik. Sebaliknya, alangkah sempitnya hidup bersama tetangga yang jelek, sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam, yang dinukil oleh Isma�il bin Muhammad bin Sa�d bin Abi Waqqash, dari ayahnya, dari kakeknya:
???????? ???? ????????????: ??????????? ????????????? ????????????? ??????????? ?????????? ??????????? ????????????? ??????????? ?????????? ???? ??????????: ???????? ?????????? ????????????? ?????????? ????????????? ?????????? ????????????? ??????????
�Empat hal yang termasuk kebahagiaan seseorang: istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman. Dan empat hal yang termasuk kesengsaraan seseorang: tetangga yang jelek, istri yang jelek, kendaraan yang jelek, dan tempat tinggal yang sempit.� (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 1232 dan Al-Khathib dalam At-Tarikh 12/99. Al-Imam Al-Albani mengatakan dalam Ash-Shahihah no. 282: �Ini adalah sanad yang shahih menurut syarat Syaikhain/Al-Bukhari dan Muslim.�)
Di dalam Kitab-Nya yang mulia, Allah Subhanahu wa Ta�ala telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada tetangga. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??????????? ????? ????? ?????????? ???? ??????? ?????????????????? ?????????? ??????? ?????????? ????????????? ??????????????? ?????????? ??? ?????????? ?????????? ????????? ???????????? ??????????? ??????? ?????????? ????? ???????? ????????????? ????? ????? ??? ??????? ???? ????? ?????????? ????????

�Dan sembahlah Allah, dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.� (An-Nisa�: 36)
Betapa pentingnya berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai Jibril u menekankan dalam wasiatnya kepada Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam. Ummul Mukminin �Aisyah radhiyallahu �anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam pernah bersabda:
??? ????? ?????????? ???????????? ?????????? ?????? ???????? ??????? ?????????????
�Jibril selalu berwasiat kepadaku tentang tetangga sampai-sampai aku menyangka bahwa tetangga akan dijadikan sebagai ahli waris.� (HR. Al-Bukhari no. 6014 dan Muslim no. 2624)
Bahkan beliau Shallallahu �alaihi wa sallam mengancam keras orang yang mengganggu tetangganya dalam sabda beliau yang dinukilkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu �anhu:
??????? ??? ????????? ??????? ??? ????????? ??????? ??? ????????. ??????: ???? ??? ???????? ?????? ?????: ??????? ??? ???????? ??????? ???????????
�Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman!� Beliau pun ditanya, �Siapa, wahai Rasulullah?� Jawab beliau, �Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.� (HR. Al-Bukhari no. 6016)
Dalam riwayat Al-Imam Muslim:
??? ???????? ?????????? ???? ??? ???????? ??????? ???????????
�Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.� (HR. Muslim no. 46)
Kita adalah sosok yang telah dewasa. Akal kita telah mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk menurut pandangan syariat, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Namun tidak demikian dengan anak-anak kita. Sehingga justru kadang gangguan terhadap tetangga datang dari ulah anak-anak kita. Mungkin dengan teriakan-teriakannya, mungkin dengan tingkah lakunya yang mengganggu, kurang adabnya mereka, dan sebagainya.
Untuk itu, semestinya kita mengajari mereka tentang adab-adab bertetangga, agar anak-anak kita pun mengerti bahwa tetangga adalah orang-orang yang harus dihormati dan dihargai, serta terlarang untuk disakiti.

Menjelaskan terlarangnya mengganggu tetangga
Memberi penjelasan kepada anak-anak tentang sesuatu yang harus dilakukan atau dihindari dalam agama merupakan suatu hal yang penting. Ini akan memberikan motivasi kepada si anak untuk menjalankannya. Karena itu, penting pula kita jelaskan kepada anak-anak bahwa Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam menyuruh kita untuk berbuat baik kepada tetangga kita. Beliau pun melarang kita mengganggu mereka, sebagaimana dalam sabda beliau di atas.
Asy-Syaikh Al-�Utsaimin rahimahullahu menjelaskan bahwa sabda beliau Shallallahu �alaihi wa sallam itu menunjukkan haramnya memusuhi tetangga, baik dengan ucapan ataupun perbuatan. Dengan ucapan, artinya tetangga mendengar segala sesuatu yang mengganggu dan merisaukannya, seperti memutar radio, televisi, atau yang lainnya sehingga mengganggu tetangga. Ini tak boleh dilakukan. Memutar bacaan Kitabullah sekalipun, kalau suaranya mengganggu tetangga, maka ini termasuk sikap memusuhi tetangga, sehingga tak boleh dilakukan.
Adapun dengan perbuatan, seperti membuang sampah di sekitar pintu rumah tetangga, menyempitkan jalan masuk ke rumahnya, mengetuk-ngetuk pintunya, dan perbuatan lainnya yang memadharatkan tetangga. Termasuk pula jika dia memiliki tanaman di sekitar tembok tetangganya yang pengairannya mengganggu tetangga. Ini pun termasuk gangguan terhadap tetangga, sehingga tak boleh dilakukan.
Dengan demikian, diharamkan mengganggu tetangga dengan gangguan apapun. Kalau dia lakukan hal ini, maka dia bukanlah seorang mukmin. Maknanya, dia tidak bersifat dengan sifat-sifat kaum mukminin dalam permasalahan yang menyelisih kebenaran ini. (Syarh Riyadhish Shalihin, 2/203)
Perlu pula kita jelaskan pada anak-anak bahwa mengganggu tetangga bisa menjerumuskan seseorang ke neraka. Sebaliknya, berbuat baik kepada tetangga bisa mengantarkan seseorang ke surga. Abu Hurairah radhiyallahu �anhu menceritakan:
?????? ??????????? ??? ???? ???? ????: ??? ???????? ?????? ????? ????????? ???????? ????????? ?????????? ?????????? ?????????? ???????????? ????????? ???????????? ????????????. ??????? ??????? ????? ??? ???? ???? ????: ??? ?????? ???????? ???? ???? ?????? ????????. ???????: ??????????? ???????? ??????????????? ??????????? ?????????? (???? ?????????)? ????? ??????? ???????. ??????? ???????? ????? ??? ???? ???? ????: ???? ???? ?????? ??????????
Nabi pernah ditanya, �Wahai Rasulullah, si Fulanah itu biasa shalat malam, puasa di siang hari, melakukan kebaikan demikian, dan bersedekah, tapi dia suka mengganggu tetangga dengan lisannya.� Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam pun bersabda, �Dia tidak punya kebaikan. Dia termasuk penduduk neraka.� Para sahabat bertanya lagi, �Sementara si Fulanah (wanita yang lain) hanya menjalankan shalat wajib, bersedekah hanya dengan sepotong keju, tapi tak pernah mengganggu siapa pun.� Rasulullah menyatakan, �Dia termasuk penduduk surga.� (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 119, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 180 bahwa isnadnya shahih)

Memberikan makanan kepada tetangga
Kadang terjadi, anak-anak memakan makanan yang dibawa dari rumah di hadapan anak-anak tetangga tanpa membaginya. Mereka biarkan teman-temannya menatap penuh selera tanpa bisa merasakannya. Terkadang yang seperti ini jadi biang keributan, karena si teman merengek pada orangtuanya yang mungkin saja tak mampu membelikan makanan serupa dengan segera. Atau bahkan terjadi pertengkaran gara-gara si teman tak bisa menahan dirinya sehingga meminta dengan paksa.
Amatlah terpuji jika anak terbiasa membagi makanan dengan anak-anak tetangga. Begitu pula kita bisa melatih mereka untuk memberikan makanan yang kita miliki kepada tetangga.
Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam pernah memerintahkan hal ini kepada Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu �anhu:
??? ????? ?????? ????? ???????? ???????? ?????????? ????????? ??????????? ???????????
�Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak makanan berkuah, perbanyak airnya, lalu bagi-bagikan ke tetanggamu!� (HR. Muslim no. 2625)
Demikian pula jika kita memiliki makanan lain selain makanan berkuah, minuman �seperti kelebihan susu perahan misalnya� dan sebagainya, maka selayaknya kita membaginya kepada para tetangga, karena ini adalah hak mereka. (Syarh Riyadhish Shalihin 2/203)
Terlebih lagi jika tetangga kita dalam keadaan kekurangan dan kelaparan, mestinya kita lebih memerhatikannya. Ibnu �Abbas radhiyallahu �anhuma pernah memberitahu Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu �anhuma bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
?????? ??????????? ??????? ???????? ????????? ???????
�Bukanlah seseorang yang sempurna imannya orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan.� (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 112, dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 82)

Melarang anak-anak mengambil barang milik tetangga
Terkadang ada anak yang membawa mainan yang bukan miliknya sepulang dari bermain dengan anak tetangga. Setelah ditelusuri, dia mengambil mainan milik teman yang dia inginkan. Ada pula yang mengambil buah dari pohon tetangga tanpa seizin pemiliknya. Ini semua adalah contoh perilaku tak terpuji yang bisa terjadi pada anak-anak.
Karena itu, anak perlu disadarkan bahwa mengambil barang orang lain tanpa izin atau mencuri adalah suatu hal yang terlarang. Allah Subhanahu wa Ta�ala dan Rasul-Nya Shallallahu �alaihi wa sallam melarang keras akan hal ini. Lebih-lebih lagi mencuri milik tetangga, ini lebih besar lagi keharamannya.
Al-Miqdad ibnul Aswad radhiyallahu �anhu mengisahkan:
?????? ???????? ????? ??? ???? ???? ???? ??????????? ???? ????????? ???????: ??????? ????????? ????? ????????????. ???????: ?????? ???????? ????????? ???????? ???????? ???????? ???????? ???? ???? ???????? ??????????? ???????. ???????????? ???? ???????????? ???????: ???????? ????????? ????? ????????????. ???????: ?????? ???????? ???? ???????? ?????? ????????? ???????? ???????? ???? ???? ???????? ???? ?????? ???????
Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat beliau tentang zina. Para sahabat menjawab, �Haram, diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.� Lalu beliau bersabda, �Seseorang berzina dengan sepuluh orang wanita lebih ringan daripada berzina dengan istri tetangganya.� Kemudian beliau bertanya kepada para sahabat tentang mencuri. Para sahabat menjawab, �Haram, diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala dan Rasul-Nya.� Lalu beliau menyatakan, �Seseorang mencuri dari sepuluh rumah lebih ringan daripada mencuri dari rumah tetangganya.� (HR. Al- Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 103, dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 76)
Dengan mengajarkan adab-adab ini kepada anak-anak, diharapkan mereka tidak membuat berbagai ulah yang akan mengganggu atau bahkan merugikan tetangga. Begitu pula kita akan terjaga dari ancaman mengganggu tetangga, sekalipun gangguan itu bukan langsung berasal dari perbuatan kita melainkan dari tingkah polah anak-anak kita. Mudah-mudahan dengan itu kita dapat mewujudkan perintah Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam yang disampaikan oleh Abu Syuraih Al-Khuza�i radhiyallahu �anhu:
???? ????? ???????? ??????? ??????????? ???????? ???????????? ????? ???????
�Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berbuat baik kepada tetangganya.� (HR. Muslim no. 47)

Wallahu ta�ala a�lamu bish-shawab.

Sumber : http://asysyariah.com/
Description: Belajar Menghormati Tetangga
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Belajar Menghormati Tetangga
Di awal surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta�ala menyebutkan tiga golongan manusia:
1. Kaum mukminin
2. Orang-orang kafir
3. Orang-orang munafik
Allah Subhanahu wa Ta�ala membeberkan kepada kaum mukminin di dalam ayat-ayat tersebut tentang kebusukan hati orang-orang munafik dan permusuhan mereka kepada kaum mukminin.
Allah Subhanahu wa Ta�ala menerangkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berbuat kerusakan namun mengklaim sebagai orang yang melakukan perbaikan:

??????? ????? ?????? ??? ?????????? ??? ????????? ??????? ???????? ?????? ???????????. ????? ????????? ???? ?????????????? ???????? ??? ???????????

Apabila dikatakan kepada mereka, �Janganlah kalian melakukan kerusakan di muka bumi.� Maka mereka berkata, �Kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.� Ketahuilah, mereka adalah umat yang melakukan kerusakan namun mereka tidak mengetahuinya. (Al-Baqarah: 11-12)
Mereka adalah orang-orang dungu. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??????? ????? ?????? ????????? ????? ??????? ???????? ??????? ?????????? ????? ??????? ???????????? ????? ????????? ???? ???????????? ???????? ??? ???????????

Apabila dikatakan kepada mereka, �Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.� Mereka menjawab, �Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?� Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh (dungu), tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah: 13)
Allah Subhanahu wa Ta�ala akan memperolok mereka:

??????? ???????????? ?????? ????????????? ??? ????????????? ???????????

�Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.� (Al-Baqarah: 15)
Di antara bentuk balasan dari Allah Subhanahu wa Ta�ala adalah ketika di hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

?????? ????? ?????????????? ???????????????? ??????? ????????? ?????? ??????????? ????????????????? ??????????? ????????? ???????? ??????? ???? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ?????? ???? ????????? ??????????. ?????? ??????? ??????????????? ????????????????? ?????????? ????????? ??????????? ?????????? ???? ????????? ????? ????????? ??????????? ????????????? ?????? ???????? ?????????? ??????? ???? ????? ????????? ????? ??????????? ??????????? ???? ???????? ??????????. ?????????????? ?????? ?????? ???????? ??????? ????? ????????????? ?????????? ???????????? ??????????????? ????????????? ????????????? ????????????? ?????? ????? ?????? ????? ??????????? ????????? ??????????

(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): �Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.� Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: �Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.� Dikatakan (kepada mereka): �Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).� Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: �Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian?� Mereka menjawab: �Benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.� (Al-Hadid: 12-14)
Di dalam ayat-ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta�ala mengancam orang-orang munafikin dengan ancaman yang keras. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

?????? ?????????? ??????? ???? ????????? ????? ??????????? ??????? ???? ????? ????????? ???????? ?????? ?????? ????????? ??????????

�Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya maka bagi dia neraka jahanam. Dia kekal di dalamnya dan itu adalah kehinaan yang besar.� (At-Taubah: 63)
Di dalam ayat yang lain:

?????? ????? ??????????????? ????????????????? ????????????? ????? ????????? ?????????? ??????

�Allah mengancam orang-orang munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya.� (At-Taubah: 68)
Kelak mereka akan ada di kerak neraka yang terbawah:

????? ??????????????? ??? ????????? ??????????? ???? ???????? ?????? ?????? ?????? ????????

�Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.� (An-Nisa: 145)
Banyak lagi nash dalam Al-Qur�an dan As-Sunnah yang menunjukkan keburukan orang-orang munafik dan ancaman bagi mereka. Sehingga seyogianya bagi seorang muslim untuk berhati-hati dari mereka dan juga menjauhi sifat-sifat mereka.

Pengertian nifaq (kemunafikan)
Kemunafikan adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan. Kemunafikan adalah penyakit hati yang berbahaya. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??? ??????????? ?????? ??????????? ????? ??????? ???????? ??????? ??????? ????? ??????? ???????????

�Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.� (Al-Baqarah: 10)

Jenis nifaq (kemunafikan)
Ada dua jenis, yakni nifaq akbar (kemunafikan besar) dan nifaq asghar (kemunafikan kecil). Kemunafikan akbar yang disebut juga kemunafikan i�tiqadi (keyakinan) adalah menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman. Kemunafikan ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Kemunafikan asghar yang disebut pula kemunafikan amali (amalan) adalah menampakkan lahiriah yang baik dan menyembunyikan kebalikannya. Pokok kemunafikan asghar kembali kepada lima perkara: Sering berdusta ketika berbicara, sering tidak menepati janji, jika berselisih melampaui batas, jika melakukan perjanjian melanggarnya, dan sering khianat jika diberi amanah.
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: �Kesimpulannya, kemunafikan asghar semuanya kembali kepada berbedanya seseorang ketika sedang sendiri dan ketika terlihat (bersama) orang lain, sebagaimana dikatakan oleh Hasan Al-Bashri rahimahullahu.� (Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam hal. 747)

Perbedaan kemunafikan kecil dan kemunafikan besar
Di antara perbedaan antara keduanya adalah:
1. Kemunafikan akbar pelakunya keluar dari Islam, adapun kemunafikan asghar tidak mengeluarkan dari Islam.
2. Kemunafikan akbar tidak mungkin bersatu dengan keimanan, adapun kemunafikan asghar mungkin ada pada seorang yang beriman.
3. Kemunafikan akbar pelakunya kekal di neraka, sedangkan kemunafikan asghar pelakunya tidak kekal di neraka.
(Lihat Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Bahaya kemunafikan asghar
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: �Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati, demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.� (Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam)

Orang beriman senantiasa khawatir terjatuh ke dalam kemunafikan
Ibnu Mulaikah rahimahullahu berkata: �Aku mendapati tiga puluh orang sahabat Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam, semuanya mengkhawatirkan kemunafikan atas dirinya.�
Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu �anhu sampai bertanya kepada Hudzaifah radhiyallahu �anhu, apakah dirinya termasuk yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam sebagai orang munafik.
Sebagian ulama menyatakan: �Tidak ada yang takut dari kemunafikan kecuali mukmin, dan tidak ada yang merasa aman darinya kecuali munafik.� (dibawakan oleh Al-Bukhari rahimahullahu dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu)
Al-Imam Ahmad rahimahullahu ditanya, �Apa pendapatmu tentang orang yang mengkhawatirkan atas dirinya kemunafikan?� Beliau menjawab, �Siapa yang merasa dirinya aman dari kemunafikan?� (Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam)

Jauhi sifat-sifat munafik
Kami akan sebutkan beberapa sifat kemunafikan amali yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam, karena kemunafikan amali inilah yang kadang dianggap remeh oleh sebagian kaum muslimin. Padahal kemunafikan amali sangatlah fatal akibatnya jika terus dilakukan seseorang. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rajab rahimahullahu: �Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati. Demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.�
Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
????? ???????????? ???????? ????? ??????? ??????? ??????? ????????? ?????? ??????? ?????? ????????
�Tanda orang munafik ada tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat, dan jika berjanji menyelisihinya.�
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu �anhuma, dari Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
???????? ???? ????? ????? ????? ?????????? ????????? ?????? ??????? ??????? ????????? ????? ??????? ????? ???????? ???? ?????????? ?????? ?????????: ???? ????? ??????? ??????? ??????? ?????? ????????? ??????? ??????? ??????? ??????? ??????? ??????
�Empat perkara, barangsiapa yang ada pada dirinya keempat perkara tersebut maka ia munafik tulen. Jika ada padanya satu di antara perangai tersebut berarti ada pada dirinya satu perangai kemunafikan sampai meninggalkannya: Yaitu seseorang jika bicara berdusta, jika membuat janji tidak menepatinya, jika berselisih melampui batas, dan jika melakukan perjanjian mengkhianatinya.�
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa di antara perangai kemunafikan adalah:
1. Berdusta ketika bicara
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: �Inti kemunafikan yang dibangun di atasnya kemunafikan adalah dusta.�
2. Mengingkari janji
3. Mengkhianati amanah
4. Membatalkan perjanjian secara sepihak
Perjanjian yang dimaksud dalam hadits ini ada dua:
1. Perjanjian dengan Allah Subhanahu wa Ta�ala untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.
2. Perjanjian dengan hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta�ala, dan ini mencakup banyak perkara.
Oleh karena itu, seorang mukmin seharusnya senantiasa berusaha memenuhi perjanjiannya, terlebih lagi perjanjiannya dengan Allah Subhanahu wa Ta�ala. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

???? ?????????????? ??????? ???????? ??? ????????? ????? ???????? ?????????? ???? ????? ???????? ?????????? ???? ?????????? ????? ????????? ??????????

�Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).� (Al-Ahzab: 23)
Lain halnya dengan orang-orang kafir dan munafik. Mereka adalah orang-orang yang suka membatalkan secara sepihak serta tidak menepati perjanjian. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

????????? ??????????? ?????? ????? ???? ?????? ?????????? ????????????? ??? ?????? ????? ???? ???? ??????? ????????????? ??? ????????? ????????? ???? ?????????????

�(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya serta membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.� (Al-Baqarah: 27)
Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

????????? ????????? ???????? ????? ??????????? ?????????? ??? ????? ??????? ?????? ??? ??????????

�(Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).� (Al-Anfal: 56)
Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

?????????? ???? ??????? ????? ?????? ????????? ???? ???????? ??????????????? ?????????????? ???? ?????????????. ???????? ?????????? ???? ???????? ???????? ???? ???????????? ?????? ???????????. ?????????????? ???????? ??? ??????????? ????? ?????? ???????????? ????? ?????????? ????? ??? ????????? ??????? ??????? ???????????

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: �Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.� Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah Subhanahu wa Ta�ala apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. (At-Taubah: 75-77)

Wajib hukumnya memenuhi perjanjian dengan hamba Allah Subhanahu wa Ta�ala
Ibnu Rajab rahimahullahu menyatakan: �Mengingkari (mengkhianati) perjanjian adalah haram dalam semua perjanjian seorang muslim dengan yang lainnya walaupun dengan seorang kafir mu�ahad. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
???? ?????? ?????????? ???? ?????? ????????? ?????????? ??????? ???????? ??????? ???? ????????? ??????????? ??????
�Barangsiapa membunuh kafir mu�ahad tidak akan mencium bau surga padahal wanginya surga tercium dari jarak 40 tahun perjalanan.� (HR. Al-Bukhari no. 3166) [Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam hal. 744]
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu juga menyatakan: �Adapun perjanjian di antara kaum muslimin maka keharusan untuk memenuhinya lebih kuat lagi, dan membatalkannya lebih besar dosanya. Yang paling besar adalah membatalkan perjanjian taat kepada pemimpin muslimin yang (kita) telah berbai�at kepadanya.�
Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
????????? ??? ????????????? ????? ????? ???????? ?????????? ????? ???????????? ???????? ??????? ???????: ...???????? ??????? ??????? ??? ??????????? ?????? ??????????? ?????? ????????? ??? ??????? ????? ????...
Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala di hari kiamat nanti, tidak akan disucikan, dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih �di antaranya: �Seorang yang membai�at pemimpinnya hanya karena dunia, jika pemimpinnya memberi apa yang dia mau dia penuhi perjanjiannya dan jika tidak maka dia pun tidak menepati perjanjiannya.� (HR. Al-Bukhari no. 2672, Muslim no. 108)

Berhati-hatilah dari berbagai bentuk kemunafikan
Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: �Sebagian orang mengira kemunafikan hanyalah ada di zaman Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam saja, tidak ada kemunafikan setelah zaman beliau. Ini adalah prasangka yang salah. Hudzaifah radhiyallahu �anhu berkata: �Kemunafikan pada zaman ini lebih dahsyat dari kemunafikan di zaman Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam.� Mereka berkata: �Bagaimana (bisa dikatakan demikian)?� Beliau menjawab: �Orang-orang munafik di zaman Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam menyembunyikan kemunafikan mereka. Adapun sekarang, mereka (berani) menampakkan kemunafikan mereka�.�
Asy-Syaikh Rabi� bin Hadi Al-Madkhali berkata: �Kemunafikan sekarang ini banyak terjadi pada pergerakan politik, sebagaimana telah dipersaksikan oleh sebagian mereka. Sebagian mereka menyatakan: �Aku tidak pernah tahu ada politikus yang tidak berdusta.� Sebagian bahkan menyatakan: �Sesungguhnya politik adalah kemunafikan.� Sehingga kebanyakan politikus terkena kemunafikan amali dalam partai-partai politik.�
Beliau juga menyatakan: �Di antara tanda kemunafikan amali adalah ber-wala� (berloyalitas) dengan ahlul bid�ah serta membuat manhaj-manhaj berbahaya dalam rangka melawan dan meruntuhkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah.� (Syarh Ushulus Sunnah)

Penutup
Saudaraku sekalian�
Allah Subhanahu wa Ta�ala memerintahkan agar kita bersikap keras dan menjauhi orang-orang munafik serta menjadikannya sebagai musuh. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??????????? ?????????? ??????? ??????????? ????????????????? ????????? ??????????

�Wahai Nabi, jihadilah orang-orang kafir dan munafikin serta bersikap keraslah kepada mereka.� (At-Tahrim: 9)
Dalam ayat yang lain:

???? ?????????? ?????????????

�Mereka (orang-orang munafik) adalah musuh maka hati-hatilah dari mereka�� (Al-Munafiqun: 4)
Maka, sepatutnya seorang muslim menjauhkan diri dari amalan dan sifat-sifat musuh mereka, serta menjauhkan diri dari semua perkara yang akan menjatuhkan dirinya ke dalam kemunafikan, seperti politik praktis dan berbagai jenis kebid�ahan. Nas�alullah al-�afwa wal afiyah.
Description: Jauhilah Sifal-sifat Munafik
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Jauhilah Sifal-sifat Munafik
Di awal surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta�ala menyebutkan tiga golongan manusia:
1. Kaum mukminin
2. Orang-orang kafir
3. Orang-orang munafik
Allah Subhanahu wa Ta�ala membeberkan kepada kaum mukminin di dalam ayat-ayat tersebut tentang kebusukan hati orang-orang munafik dan permusuhan mereka kepada kaum mukminin.
Allah Subhanahu wa Ta�ala menerangkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berbuat kerusakan namun mengklaim sebagai orang yang melakukan perbaikan:

??????? ????? ?????? ??? ?????????? ??? ????????? ??????? ???????? ?????? ???????????. ????? ????????? ???? ?????????????? ???????? ??? ???????????

Apabila dikatakan kepada mereka, �Janganlah kalian melakukan kerusakan di muka bumi.� Maka mereka berkata, �Kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.� Ketahuilah, mereka adalah umat yang melakukan kerusakan namun mereka tidak mengetahuinya. (Al-Baqarah: 11-12)
Mereka adalah orang-orang dungu. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??????? ????? ?????? ????????? ????? ??????? ???????? ??????? ?????????? ????? ??????? ???????????? ????? ????????? ???? ???????????? ???????? ??? ???????????

Apabila dikatakan kepada mereka, �Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.� Mereka menjawab, �Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?� Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh (dungu), tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah: 13)
Allah Subhanahu wa Ta�ala akan memperolok mereka:

??????? ???????????? ?????? ????????????? ??? ????????????? ???????????

�Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.� (Al-Baqarah: 15)
Di antara bentuk balasan dari Allah Subhanahu wa Ta�ala adalah ketika di hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

?????? ????? ?????????????? ???????????????? ??????? ????????? ?????? ??????????? ????????????????? ??????????? ????????? ???????? ??????? ???? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ?????? ???? ????????? ??????????. ?????? ??????? ??????????????? ????????????????? ?????????? ????????? ??????????? ?????????? ???? ????????? ????? ????????? ??????????? ????????????? ?????? ???????? ?????????? ??????? ???? ????? ????????? ????? ??????????? ??????????? ???? ???????? ??????????. ?????????????? ?????? ?????? ???????? ??????? ????? ????????????? ?????????? ???????????? ??????????????? ????????????? ????????????? ????????????? ?????? ????? ?????? ????? ??????????? ????????? ??????????

(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): �Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.� Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: �Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.� Dikatakan (kepada mereka): �Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).� Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: �Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian?� Mereka menjawab: �Benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.� (Al-Hadid: 12-14)
Di dalam ayat-ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta�ala mengancam orang-orang munafikin dengan ancaman yang keras. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

?????? ?????????? ??????? ???? ????????? ????? ??????????? ??????? ???? ????? ????????? ???????? ?????? ?????? ????????? ??????????

�Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya maka bagi dia neraka jahanam. Dia kekal di dalamnya dan itu adalah kehinaan yang besar.� (At-Taubah: 63)
Di dalam ayat yang lain:

?????? ????? ??????????????? ????????????????? ????????????? ????? ????????? ?????????? ??????

�Allah mengancam orang-orang munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya.� (At-Taubah: 68)
Kelak mereka akan ada di kerak neraka yang terbawah:

????? ??????????????? ??? ????????? ??????????? ???? ???????? ?????? ?????? ?????? ????????

�Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.� (An-Nisa: 145)
Banyak lagi nash dalam Al-Qur�an dan As-Sunnah yang menunjukkan keburukan orang-orang munafik dan ancaman bagi mereka. Sehingga seyogianya bagi seorang muslim untuk berhati-hati dari mereka dan juga menjauhi sifat-sifat mereka.

Pengertian nifaq (kemunafikan)
Kemunafikan adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan. Kemunafikan adalah penyakit hati yang berbahaya. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??? ??????????? ?????? ??????????? ????? ??????? ???????? ??????? ??????? ????? ??????? ???????????

�Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.� (Al-Baqarah: 10)

Jenis nifaq (kemunafikan)
Ada dua jenis, yakni nifaq akbar (kemunafikan besar) dan nifaq asghar (kemunafikan kecil). Kemunafikan akbar yang disebut juga kemunafikan i�tiqadi (keyakinan) adalah menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman. Kemunafikan ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Kemunafikan asghar yang disebut pula kemunafikan amali (amalan) adalah menampakkan lahiriah yang baik dan menyembunyikan kebalikannya. Pokok kemunafikan asghar kembali kepada lima perkara: Sering berdusta ketika berbicara, sering tidak menepati janji, jika berselisih melampaui batas, jika melakukan perjanjian melanggarnya, dan sering khianat jika diberi amanah.
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: �Kesimpulannya, kemunafikan asghar semuanya kembali kepada berbedanya seseorang ketika sedang sendiri dan ketika terlihat (bersama) orang lain, sebagaimana dikatakan oleh Hasan Al-Bashri rahimahullahu.� (Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam hal. 747)

Perbedaan kemunafikan kecil dan kemunafikan besar
Di antara perbedaan antara keduanya adalah:
1. Kemunafikan akbar pelakunya keluar dari Islam, adapun kemunafikan asghar tidak mengeluarkan dari Islam.
2. Kemunafikan akbar tidak mungkin bersatu dengan keimanan, adapun kemunafikan asghar mungkin ada pada seorang yang beriman.
3. Kemunafikan akbar pelakunya kekal di neraka, sedangkan kemunafikan asghar pelakunya tidak kekal di neraka.
(Lihat Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Bahaya kemunafikan asghar
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: �Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati, demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.� (Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam)

Orang beriman senantiasa khawatir terjatuh ke dalam kemunafikan
Ibnu Mulaikah rahimahullahu berkata: �Aku mendapati tiga puluh orang sahabat Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam, semuanya mengkhawatirkan kemunafikan atas dirinya.�
Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu �anhu sampai bertanya kepada Hudzaifah radhiyallahu �anhu, apakah dirinya termasuk yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam sebagai orang munafik.
Sebagian ulama menyatakan: �Tidak ada yang takut dari kemunafikan kecuali mukmin, dan tidak ada yang merasa aman darinya kecuali munafik.� (dibawakan oleh Al-Bukhari rahimahullahu dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu)
Al-Imam Ahmad rahimahullahu ditanya, �Apa pendapatmu tentang orang yang mengkhawatirkan atas dirinya kemunafikan?� Beliau menjawab, �Siapa yang merasa dirinya aman dari kemunafikan?� (Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam)

Jauhi sifat-sifat munafik
Kami akan sebutkan beberapa sifat kemunafikan amali yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam, karena kemunafikan amali inilah yang kadang dianggap remeh oleh sebagian kaum muslimin. Padahal kemunafikan amali sangatlah fatal akibatnya jika terus dilakukan seseorang. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rajab rahimahullahu: �Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati. Demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.�
Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
????? ???????????? ???????? ????? ??????? ??????? ??????? ????????? ?????? ??????? ?????? ????????
�Tanda orang munafik ada tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat, dan jika berjanji menyelisihinya.�
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu �anhuma, dari Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
???????? ???? ????? ????? ????? ?????????? ????????? ?????? ??????? ??????? ????????? ????? ??????? ????? ???????? ???? ?????????? ?????? ?????????: ???? ????? ??????? ??????? ??????? ?????? ????????? ??????? ??????? ??????? ??????? ??????? ??????
�Empat perkara, barangsiapa yang ada pada dirinya keempat perkara tersebut maka ia munafik tulen. Jika ada padanya satu di antara perangai tersebut berarti ada pada dirinya satu perangai kemunafikan sampai meninggalkannya: Yaitu seseorang jika bicara berdusta, jika membuat janji tidak menepatinya, jika berselisih melampui batas, dan jika melakukan perjanjian mengkhianatinya.�
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa di antara perangai kemunafikan adalah:
1. Berdusta ketika bicara
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: �Inti kemunafikan yang dibangun di atasnya kemunafikan adalah dusta.�
2. Mengingkari janji
3. Mengkhianati amanah
4. Membatalkan perjanjian secara sepihak
Perjanjian yang dimaksud dalam hadits ini ada dua:
1. Perjanjian dengan Allah Subhanahu wa Ta�ala untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.
2. Perjanjian dengan hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta�ala, dan ini mencakup banyak perkara.
Oleh karena itu, seorang mukmin seharusnya senantiasa berusaha memenuhi perjanjiannya, terlebih lagi perjanjiannya dengan Allah Subhanahu wa Ta�ala. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

???? ?????????????? ??????? ???????? ??? ????????? ????? ???????? ?????????? ???? ????? ???????? ?????????? ???? ?????????? ????? ????????? ??????????

�Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).� (Al-Ahzab: 23)
Lain halnya dengan orang-orang kafir dan munafik. Mereka adalah orang-orang yang suka membatalkan secara sepihak serta tidak menepati perjanjian. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

????????? ??????????? ?????? ????? ???? ?????? ?????????? ????????????? ??? ?????? ????? ???? ???? ??????? ????????????? ??? ????????? ????????? ???? ?????????????

�(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya serta membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.� (Al-Baqarah: 27)
Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

????????? ????????? ???????? ????? ??????????? ?????????? ??? ????? ??????? ?????? ??? ??????????

�(Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).� (Al-Anfal: 56)
Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

?????????? ???? ??????? ????? ?????? ????????? ???? ???????? ??????????????? ?????????????? ???? ?????????????. ???????? ?????????? ???? ???????? ???????? ???? ???????????? ?????? ???????????. ?????????????? ???????? ??? ??????????? ????? ?????? ???????????? ????? ?????????? ????? ??? ????????? ??????? ??????? ???????????

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: �Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.� Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah Subhanahu wa Ta�ala apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. (At-Taubah: 75-77)

Wajib hukumnya memenuhi perjanjian dengan hamba Allah Subhanahu wa Ta�ala
Ibnu Rajab rahimahullahu menyatakan: �Mengingkari (mengkhianati) perjanjian adalah haram dalam semua perjanjian seorang muslim dengan yang lainnya walaupun dengan seorang kafir mu�ahad. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
???? ?????? ?????????? ???? ?????? ????????? ?????????? ??????? ???????? ??????? ???? ????????? ??????????? ??????
�Barangsiapa membunuh kafir mu�ahad tidak akan mencium bau surga padahal wanginya surga tercium dari jarak 40 tahun perjalanan.� (HR. Al-Bukhari no. 3166) [Lihat Jami�ul �Ulum wal Hikam hal. 744]
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu juga menyatakan: �Adapun perjanjian di antara kaum muslimin maka keharusan untuk memenuhinya lebih kuat lagi, dan membatalkannya lebih besar dosanya. Yang paling besar adalah membatalkan perjanjian taat kepada pemimpin muslimin yang (kita) telah berbai�at kepadanya.�
Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
????????? ??? ????????????? ????? ????? ???????? ?????????? ????? ???????????? ???????? ??????? ???????: ...???????? ??????? ??????? ??? ??????????? ?????? ??????????? ?????? ????????? ??? ??????? ????? ????...
Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala di hari kiamat nanti, tidak akan disucikan, dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih �di antaranya: �Seorang yang membai�at pemimpinnya hanya karena dunia, jika pemimpinnya memberi apa yang dia mau dia penuhi perjanjiannya dan jika tidak maka dia pun tidak menepati perjanjiannya.� (HR. Al-Bukhari no. 2672, Muslim no. 108)

Berhati-hatilah dari berbagai bentuk kemunafikan
Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: �Sebagian orang mengira kemunafikan hanyalah ada di zaman Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam saja, tidak ada kemunafikan setelah zaman beliau. Ini adalah prasangka yang salah. Hudzaifah radhiyallahu �anhu berkata: �Kemunafikan pada zaman ini lebih dahsyat dari kemunafikan di zaman Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam.� Mereka berkata: �Bagaimana (bisa dikatakan demikian)?� Beliau menjawab: �Orang-orang munafik di zaman Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam menyembunyikan kemunafikan mereka. Adapun sekarang, mereka (berani) menampakkan kemunafikan mereka�.�
Asy-Syaikh Rabi� bin Hadi Al-Madkhali berkata: �Kemunafikan sekarang ini banyak terjadi pada pergerakan politik, sebagaimana telah dipersaksikan oleh sebagian mereka. Sebagian mereka menyatakan: �Aku tidak pernah tahu ada politikus yang tidak berdusta.� Sebagian bahkan menyatakan: �Sesungguhnya politik adalah kemunafikan.� Sehingga kebanyakan politikus terkena kemunafikan amali dalam partai-partai politik.�
Beliau juga menyatakan: �Di antara tanda kemunafikan amali adalah ber-wala� (berloyalitas) dengan ahlul bid�ah serta membuat manhaj-manhaj berbahaya dalam rangka melawan dan meruntuhkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah.� (Syarh Ushulus Sunnah)

Penutup
Saudaraku sekalian�
Allah Subhanahu wa Ta�ala memerintahkan agar kita bersikap keras dan menjauhi orang-orang munafik serta menjadikannya sebagai musuh. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman:

??????????? ?????????? ??????? ??????????? ????????????????? ????????? ??????????

�Wahai Nabi, jihadilah orang-orang kafir dan munafikin serta bersikap keraslah kepada mereka.� (At-Tahrim: 9)
Dalam ayat yang lain:

???? ?????????? ?????????????

�Mereka (orang-orang munafik) adalah musuh maka hati-hatilah dari mereka�� (Al-Munafiqun: 4)
Maka, sepatutnya seorang muslim menjauhkan diri dari amalan dan sifat-sifat musuh mereka, serta menjauhkan diri dari semua perkara yang akan menjatuhkan dirinya ke dalam kemunafikan, seperti politik praktis dan berbagai jenis kebid�ahan. Nas�alullah al-�afwa wal afiyah.
Description: Jauhilah Sifal-sifat Munafik
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Jauhilah Sifal-sifat Munafik
Pertanyaan : Apa hukumnya mengucapkan selamat tahun baru, sebagaimana yang banyak dilakukan oleh umat, seperti saling mengucapkan : ????? ????? ?????????? ???????? (setiap tahun engkau senantiasa berada dalam kebaikan) atau ucapan-ucapan semisal?

Asy-Syaikh Muhammad bin Sh�lih Al-�Utsaim�n rahimahullah menjawab :

Ucapan selamat tahun baru bukanlah perkara yang dikenal di kalangan para �ulama salaf. Oleh karena itu lebih baik ditinggalkan. Namun kalau seseorang mengucapkan selamat karena pada tahun yang sebelumnya ia telah menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah, ia mengucapkan selamat karena umurnya yang ia gunakan untuk ketaatan kepada Allah, maka yang demikian tidak mengapa. Karena sebaik-baik manusia adalah barangsiapa yang panjang umurnya dan baik amalannya. Namun perlu diingat, ucapan selamat ini hanyalah dilakukan pada penghujung tahun hijriyyah. Adapun penghujung tahun miladiyyah (masehi) maka tidak boleh mengucapkan selamat padanya, karena itu bukan tahun yang syar�i. Bahkan kaum kafir biasa mengucapkan selamat pada hari-hari besar mereka. Seseorang akan berada pada bahaya besar jika ia mengucapkan selamat pada hari-hari besar orang-orang kafir. Karena ucapan selamat untuk hari-hari besar orang-orang kafir merupakan bentuk ridha terhadap mereka bahkan lebih. Ridha terhadap hari-hari besar orang-orang kafir bisa mengeluarkan seorang muslim dari agama Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Al-Im�m Ibnul Qayyim dalam kitab Ahk�m Ahlidz Dzimmah (Hukum-hukum tentang Kafir Dzimmi).

Kesimpulannya : Ucapan selamat untuk tahun baru hijriyyah lebih baik ditinggalkan tanpa diragukan lagi, karena itu bukan kebiasaan para �ulama salaf. Namun kalau ada seseorang yang mengucapkannya maka ia tidak berdosa.

Adapun ucapan selamat untuk tahun baru miladiyyah (masehi) maka tidak boleh.

Sumber : http://www.darussalaf.or.id/
Description: HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU
How to do dynamic dependent select box using Jquery, Ajax, PHP and Mysql. Dependent select box when a selection is made in a "Parent" box it allow to refresh a "child" box list data. In this post I had given a database relationship example betweent "catergory" and "subcategory". It's very simple jquery code hope you like this.
Dynamic Dependent select box
Read more »
Description: Dynamic Dependent Select Box using Jquery and Ajax
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Dynamic Dependent Select Box using Jquery and Ajax
Welcome to My Blog

Popular Post

Labels

Arsip Blog

Followers

- Copyright © 2013 shad0w-share | Designed by Johanes Djogan -