MASIH DIAM
Oleh Gunawan
Diam, tanpa laku.
Diam, tanpa suara.
Diam, tanpa nafsu.
Tapi, bukan diam tanpa imajinasi di kepala.
Aku, sedikit laku.
Aku, tak banyak suara.
Aku, minim nafsu.
Tapi, aku bukan hanya raga yang tak punya karya.
Menyelami dunia baru yang benar-benat baru, tak tersentuh.
Dimana?
Akupun tak tahu.
Mungkin hanya ada didalam lepala.
Mereka bilang itu hal gila, aku bilang itu hal lumrah.
Kegilaan adalah ketika melihat hanya dengan mata telanjang.
Melihat tanpa meneruskan ke otak.
Melihat hanya untuk mati karena terbahak-bahak.
Tertawa melihat mentari lari terbirit-birit ke ufuk barat, ingin sesegera tergantikan bulan, yang sinarnya tak akan membakar bumi dan isinya.
Bulan pun sebenarnya malu melihat hutan-hutan yang mulai tak berbusana.
Singa lebih memilih menetaskan telor-telor ayam yang sang induknya bingung mencari dahan tuk pijakan berkokok.
Terlelap diatas jerami, nikmat, daripada putar-putar mencari ketidakadaan mangsa, malah seperti raja goblok.
Kemana kaki melangkah?
Jangan tanyakan saya.
Mata kaki punya mata, walau tak bertelinga.
Tapi dia lebih perasa.
Diam, rancak laku.
Diam, ramai suara.
Diam, liar nafsu.
Inilah tak diam dalam kehidupan imajinasi dunia.
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Masih Diam Oleh Gunawan
Related Posts :
- Back to Home »
- Puisi Kritik Sosial , Puisi Motivasi »
- Masih Diam Oleh Gunawan